Kamis, 24 Desember 2015

Jamaah Kajian ISKAFF : Somalia dan Brunei larang perayaan Natal

Sultan Hassanal Bolkiah

Somalia dan Brunei larang perayaan Natal
BananJum'at, 13 Rabiul Awwal 1437 H / 25 Desember 2015 10:00


MOGADISHU (Arrahmah.com) – Somalia telah mengeluarkan larangan perayaan Natal di negara mayoritas Muslim mereka setelah kesultanan Brunei mengumumkan larangan serupa awal bulan ini dengan ancaman lima tahun penjara bagi yang melanggarnya, lansir Al Jazeera pada Rabu (23/12/2015).

Syaikh Mohamed Khayrow, direktur jenderal Departemen Agama Somalia, mengatakan pada Selasa (22/12) bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru mengancam aqidah Muslim di negara itu. “Seharusnya tidak ada aktivitas [perayaan Natal dan Tahun Baru] sama sekali,” katanya kepada wartawan, menambahkan pasukan keamanan telah diperintahkan untuk membubarkan setiap perayaan tersebut. “Semua kegiatan yang terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru bertentangan dengan budaya Islam, yang dapat merusak iman masyarakat Muslim.” Sheikh Nur Barud Gurhan, Dewan Agama Agung Somalia, juga memperingatkan pelarangan perayaan itu, mengatakan bahwa perayaan-perayaan semacam itu bisa memprovokasi Asy-Syabaab “untuk melakukan serangan”.
Syaikh Mohamed Khayrow

Tahun lalu, cabang Al-Qaeda Somalia itu melancarkan serangan Hari Natal di markas yang dijaga ketat Uni Afrika di ibukota Mogadishu, menewaskan tiga tentara AU.
Somalia, yang mengeluarkan larangan serupa pada tahun 2013, mengikuti kalender Islam yang tidak mengakui 1 Januari sebagai awal tahun.

Hampir tidak ada orang Kristen yang tersisa tinggal di negara ini, meskipun katedral Katolik yang dibangun Italia dan telah dibom tetap menjadi landmark kota Mogadishu.

Diplomat asing, pekerja bantuan, dan tentara yang tinggal di kompleks AU diizinkan untuk merayakannya secara pribadi.
Pelarangan Topi Santa

Demikian pula, Sultan Hassanal Bolkiah Brunei juga telah melarang perayaan Natal di tempat publik.
Pemimpin agama di kesultanan yang kaya minyak itu memperingatkan larangan Natal akan dilakukan secara ketat, di mana para pelanggar akan menghadapi hukuman hingga lima tahun penjara. “Menggunakan simbol-simbol keagamaan seperti salib, menyalakan lilin, memasang pohon Natal, menyanyikan lagu-lagu religius, mengirimkan salam Natal itu bertentangan dengan agama Islam,” kata imam dalam khotbah-khotbah yang diterbitkan di pers lokal.

Pemerintah memperingatkan tahun lalu bahwa umat Islam akan dianggap melakukan pelanggaran jika mereka memakai “topi atau pakaian yang mirip Santa Claus”. Penganut Kristen mewakili hanya sekitar sembilan persen dari 430.000 penduduk Brunei.

Para pelaku bisnis telah diperingatkan untuk tidak menggunakan dekorasi yang bertentangan dengan Islam dan pihak berwenang telah meningkatkan pemeriksaan di sejumlah tempat di ibukota. Hotel populer di kalangan turis Barat yang pernah memasang lampu-lampu menyilaukan dan pohon Natal raksasa sekarang pun terlihat tanpa dekorasi meriah.
(banan/arrahmah.com) TOPIK: BRUNEI DARUSSALAM, HEADLINE, NATAL, SOMALIA

Sumber Urama dengan penambahan gambar Syaik Mohamer Khayrow - See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2015/12/25/somalia-dan-brunei-larang-perayaan-natal.html#sthash.kQ1Ptiit.dpuf

IKLAN

Pondok Bekam Indonesia : Anda mencari Tempat atau Alamat Bekam di Surabaya Gresik Mojokerto Spanjang Madura Surabaya Barat Surabaya Utara Timur Surabaya Selatan Pusat dan belum ketemu yang cocok, silakan datang ke Pondok Bekam Indonesia Tempat Terapi Bekam dan Pengobatan Penyakit Alternatif seperti Migrain atau Pusing Kepala Sebelah, Kholestrol, Diabetes Mellitus atau Kencing Manis, Hipertensi atau Darahtinggi, Asam Urat dan Lainnya datang saja ke Pondok Bekam Indonesia di Surabaya. Tempat Alamat dan Peta Lokasi KLIK DISINI



Kamis, 16 Juli 2015

Khutbah Idul Fitri 1436 H dari Amir IIA Mullah Muhammad Umar Mujahid

Mullah Muhammad Umar Mujahid
Khutbah Idul Fitri 1436 H dari Amir IIA Mullah Muhammad Umar Mujahid
Ali Akram Kamis, 30 Ramadhan 1436 H / 16 Juli 2015 23:46

(Arrahmah.com) – Tidak terasa hari raya Idul Fithri tahun ini telah tiba. Segenap umat Islam di seluruh dunia merayakan. Tak terkecuali para Mujahidin di medan Jihad. Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban Mullah Muhammad Umar Mujahid menyampaikan pesan-pesan Idul Fithri kepada seluruh umat Muslim di dunia, khususnya kepada rakyat Muslim Afghanistan, yang dipublikasikan oleh Voice of Jihad.

Dalam khutbahnya tahun ini, pemimpin IIA yang sering lebih dikenal sebagai Mullah Umar mengucapkan selamat hari raya Idul Fithri dan menyampaikan beberapa pesan penting bagi kaum Muslimin, terkhusus Mujahidin. Mullah Umar menyampaikan bahwa jihad adalah kewajiban setiap individu Muslim pada saat ini, berdasarkan fatwa syariah. Oleh karena itu Ia bersama rakyat Muslim Afghan dan Mujahidinnya akan terus melanjutkan jihad mereka dalam melawan penjajah asing hingga penjajajahan di Afghanistan berakhir dan sistem Islam ditegakkan di seluruh Afghanistan. Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, tentang propaganda-propaganda musuh yang selalu mencoba untuk melemahkan perjuangan dan memecah belah kaum Muslimin. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya persatuan umat dan Mujahidin dalam perjuangan menegakkan Islam.

Tidak lupa, Mullah Umar juga menjelaskan tentang pentingnya strategi politik dalam perjuangan ini, sebagaimana Rasulullah ﷺ pun melakukan strategi politik dalam perjuangannya menegakkan Islam. Ia membantah tuduhan-tuduhan tidak benar dari sejumlah pihak bahwa beberapa anggota Mujahidin IIA menjadi agen inteijen Pakistan dan Iran. Adapun hubungannya dengan beberapa negara, Mullah Umar menegaskan posisi pemerintahannya yang senantiasa berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga, regional dan dunia.

Lebih lanjut, amir IIA tersebut menyampaikan bahwasannya IIA tidaklah anti teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Justru, IIA telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di masyarakat Afghan sebab bagian ini merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan Islam. Harus ada di antara umat Islam yang menguasai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai persiapan menghadapi musuh dan agar tidak tergantung kepada ahli-ahli dari kalangan musuh.

Di akhir khutbahnya, Mullah Umar mengingatkan umat Islam, khususnya Mujahidin, agar selalu berniat untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjaga persatuan dan persaudaraan supaya dikaruniai kemenangan oleh Allah. Dan tetap berlaku lemah lembut dalam menghadapi manusia serta meningkatkan dukungan mereka kepada Mujahidin baik fisik maupun finansial dalam upaya menegakkan syariat Allah di muka bumi ini. Berikut terjemahan lengkap khutbah Idul Fithri Mullah Muhammad Umar Mujahid:

Eid Felicitaion from Mullah Umar Mujahid
Eid Felicitaion from Mullah Umar Mujahid
*******

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

الحمد لله رب العلمین و الصلوة والسلام علی سیدالأنبیاء والمرسلین محمد وعلی آله وأصحابه أجمعین وبعد قال الله تعالی :

(أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ] (الحج:39].



“Telah diizinkan [berperang] bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. Al-Hajj:39)

Kepada seluruh Ummat Muslim, khususnya kepada rakyat Muslim dan Mujahid Afghanistan.

السلام علیکم ورحمة الله وبرکاته

Saya ingin mengucapkan selamat kepada Antum (Anda) sekalian pada kesempatan yang penuh harapan ini dengan doa tulus terbaik saya, baik hari raya ‘Idul Fitri dan penaklukkan-penaklukkan yang signifikan di medan Jihad. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima semua ibadah, shodaqoh, dan perbuatan baik Antum sekalian di bulan suci Ramadhan. Aamiin.

Semua penaklukkan-penaklukkan ini adalah hasil dari pertolongan Allah Ta’ala yang tak henti-hentinya yang diikuti oleh pengorbanan, usaha keras dan dukungan tak terhitung dari rakyat Mujahid Afghan. Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk membalas semua pengorbanan dan jasa mereka.

Ini adalah momen rasa syukur yang dalam dan kehormatan besar bagi saya untuk berbagi perasaan saya dengan Antum sekalian terkait hari yang disucikan dan diberkahi dalam Agama Islam yang suci ini. Umat Muslim memberikan selamat satu sama lain pada hari ini, berdoa untuk kesejahteraan mereka dan mengekspresikan ketulusan, rasa persaudaraan dan simpati mereka dalam suasana ukhuwah fiddin [Al-Islam] –rasa persaudaraan sesama umat Islam-.

Dalam kesempatan ini, saya ingin untuk menjelaskan beberapa masalah terkait perjuangan Jihad Imarah Islam Afghanistan pada masa lalu dan saat ini.

1. Invasi Afghanistan oleh aliansi penjajahan yang dipimpin oleh Amerika pada kenyataannya adalah agresi brutal secara eksplisit, bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, terhadap Umat Muslim yang tak terpisahkan, dan kemudian inisiasi Jihad suci melawan agresi ini menjadi kewajiban individu yang mengikat kita. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ…] (البقرة:190 ]

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, [tetapi] janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah:190)

Hal itu sesuai dengan kewajiban agama ini bahwa lebih dari lima lima ratus ulama di negara kami mengeluarkan fatwa Jihad suci bagi Imarah Islam [Afghanistan] yang kemudian diterima oleh para ulama yang lurus di seluruh dunia.

Dipandang dari sudut fatwa agama ini, Jihad saat ini adalah wajib karena sejak dimulainya penjajahan asing, tanah air Muslim Afghanistan kami masih berada di bawah penjajahan dan baik darat mupun lautannya dikendalikan oleh para penjajah. Satu-satunya perbedaan kecil adalah bahwa setelah menderita banyak korban dan kerugian finansial, pasukan penjajah asing telah mengurangi jumlah mereka dan telah membatasi diri mereka untuk menjaga ketat pangkalan-pangkalan, mengisi kekosongan ini dengan beberapa tokoh-tokoh terkenal dari masyarakat kami [Afghan], pasukan tentara bayaran yang dilatih oleh agen-agen intelijen asing dan beberapa para pemuda naif dalam aparat keamanan Afghanistan yang secara keuangan, logistik dan bahkan didukung langsung oleh pasukan penjajah ketika ditekan [diserang] oleh Mujahidin. Oleh karena itu, ini masih merupakan kewajiban bagi kami untuk melanjutkan Jihad kami yang sakral, untuk membebaskan tanah air kami tercinta dan mengembalikan sistem Islam.

Memang benar bahwa daerah-daerah besar di negara ini telah dibebaskan oleh Mujahidin, tetapi perjuangan Jihad kami akan terus berlanjut hingga penjajahan kafir di negara kami berakhir dan sistem Islam yang murni ditegakkan.

2. Bersamaan dengan jihad senjata, upaya politik dan jalan damai demi mencapai tujuan yang sakral ini adalah prinsip Islam yang sah and sebuah bagian yang tak terpisahkan dari politik Nabawi. Sebagaimana pemimpin kita yang maksum, Nabi tercinta ﷺ, ketika aktif terlibat perang melawan kaum kafirin di medan “Badar” dan “Khaibar”, beliau sekaligus berpartisipasi dalam perjanjian yang bermanfaat bagi umat Muslim, mengadakan pertemuan dengan para utusan orang-orang kafir, mengirim pesan dan delegasi kepada mereka dan dalam berbagai kesempatan bahkan melakukan kebijakan pembicaraan face to face dengan pihak-pihak kafirin yang terlibat perang.

Jika kita melihat pada aturan-aturan agama, kita bisa menemukan bahwa pertemuan dan bahkan interaksi damai dengan para musuh bukanlah hal yang terlarang tetapi apa yang diharamkan adalah menyimpang dari cita-cita luruh Islam dan melanggar fatwa-fatwa agama. Oleh karena itu tujuan dibalik upaya politik kami serta kontak dan interaksi dengan negara-negara di dunia dan rakyat Afghan kami sendiri adalah untuk mengakhiri penjajahan ini dan untuk menegakkan sistem Islam yang independen di negara kami. Ini adalah hak sah kami untuk memanfaatkan semua jalur hukum karena dengan menjadi sususan yang terorganisir dan bertanggung jawab, kami bertanggung jawab kepada rakyat kami, kami adalah bagian tidak terpisahkan dari masyarakat dan mengandalkan satu sama lain. Seluruh anak bangsa dan Mujahidin harus yakin bahwa dalam proses ini, saya akan membela hak-hak hukum dan sudut pandang kita dengan teguh dan di manapun. Kami telah mendirikan Kantor Politik untuk urusan-urusan politik, dipercayakan dengan tanggung jawab pengawasan dan melakukan semua aktifitas politik.

Kami menekankan pada kesatuan front Jihad di Afghanistan karena pertama, ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kedua, buah dari kesuksesan Jihad melawan Uni Soviet hilang sebagai konsekuensi tak terelakkan dari banyaknya faksi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman mengenai front Jihad:

(إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بُنيَانٌ مَّرْصُوصٌ) (4 الصف)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Shaf: 4)

Dalam kesempatan yang lain, Al-Qur’anul Karim dengan tegas melarang dari semua perselisihan, perbedaan dan saling berselisih dalam ayat eksplisit berikut:

( وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ( 46 الانفال)

“Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal:46)

Dan Nabi kita ﷺ bersabda:

{لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ {رواه البخاري

“Tidaklah seorang mukmin tersengat bisa dari satu lubang yang sama sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari)

Karena mempertahankan persatuan front Jihad di negara kami adalah kewajiban agama, oleh karena itu kami mengarahkan seluruh Mujahidin untuk menjaga persatuan dan dengan tegas mencegah semua elemen yang berupaya untuk menciptakan perbedaan, merusak front Jihad ini atau mencoba untuk membubarkan Mujahidin.

4. Nabi Muhammad ﷺ mengatakan:

( الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا” وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، “بِحَسْبِ امْرِئٍ مِن الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ ) رواه مسلم و احمد

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, tidak layak untuk saling menzalimi, berbohong kepadanya dan acuh kepadanya. Taqwa itu ada di sini (beliau sambil menunjuk dadanya 3 kali). Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Haram bagi seorang muslim dari muslim yang lainnya, darahnya, hartanya, dan harga dirinya.” (HR. Muslim)

Mengingat sabda Nabi kita ﷺ dan karena kita bagian dari anggota masyarakat Muslim, kita memandang setiap Muslim sebagai saudara kita dan kita secara resmi mengakui hak-hak yang sah dari semua warga Afghanistan termasuk minoritas sebagai tugas agama kami.

Pembentukan Imarah Islam Afghanistan yang terdiri dari orang-orang saleh dan terpelajar dari semua bidang dan dari seluruh wilayah dari negara kita. Kita belajar banyak dari pengalaman sebelumnya selama 36 tahun. Terutama dari tanggung jawab yang dipikul selama dua puluh tahun terakhir, maka tidak ada yang harus khawatir tentang apa yang akan terjadi jika Imarah Islam maju meraih kekuasaan. Saya meyakinkan Antum sekalian bahwa perubahan yang akan datang sama sekali tidak menyerupai situasi setelah runtuhnya rezim komunis ketika semuanya terbalik. Tidak ada perbedaan pendapat dalam komandan-komandan Jihad seperti di masa lalu.

Kali ini, setiap perkembangan di seluruh negeri akan dipertahankan, aset nasional dan prestasi sektor swasta akan dipertahankan, martabat semua individu dan masyarakat dari negara akan dihormati, pemerintah Afghanistan yang akuntabel, transparan, profesional dan inklusif akan dipersiapkan untuk memenuhi kedua kebutuhan; baik kebutuhan duniawi maupun kebutuhan ukhrowi (agama) dari bangsa Afghanistan. Kami selalu mencoba, di bawah landasan cahaya prinsip-prinsip Islam dan kepentingan bangsa, untuk menjaga hubungan baik dan timbal balik dengan semua negara tetangga, negara-negara regional dan dunia sehingga negara Afghanistan akan mengamankan kecurigaan pihak eksternal serta perbedaan internal.

5. Beberapa kalangan menuduh Mujahidin menjadi agen dari Pakistan dan Iran. Ini merupakan vonis yang tidak adil sama sekali karena tidak ada sejarah masa lalu maupun keadaan yang berlaku saat ini yang membuktikan pernyataan ini. Sejarah yang akan datang juga akan menjadi saksi terhadap tuduhan palsu itu, in syaa Allah.

Namun demikian, bahwa kita telah berusaha menjaga hubungan baik, tidak hanya dengan Pakistan dan Iran, tetapi juga negara-negara tetangga lainnya itu adalah fakta. Sama seperti terhadap orang-orang Pakistan dan Iran, kami telah menjadi simpatisan baik dari semua pihak dan negara tetangga, negara-negara regional dan dunia. Dan kami bertekad untuk mengejar kebijakan yang bijaksana ini.

Kami menyerukan kepada semua orang yang memiliki kecerdasan untuk tidak tertipu oleh propaganda tak berdasar dari intelijen musuh. Daerah Imarah Islam yang luas menyebar dari Badakhshan hingga Kandahar, dari Faryab ke Paktia, dan dari Herat ke Nangarhar, yang hampir meliputi seluruh negara dapat dibebaskan tanpa dukungan asing. Jika bantuan luar negeri sedemikian efektif maka itu dapat mengobati luka pemerintahan Kabul yang menikmati dukungan tak terbatas dari lima puluh negara.

Mereka bebas mendapatkan senjata dan tenaga kerja dari luar negeri, bahkan para pemimpin mereka dibesarkan dan dilatih oleh orang asing. Tapi tak satu pun dari ketentuan tersebut dapat memberikan stabilisasi bagi mereka, bukannya malah kehilangan wilayah setiap hari. Oleh karena itu, jika kita tidak didukung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala serta umat yang saleh dan bersemangat dalam Jihad, bagaimana mungkin bagi kita untuk melakukan perlawanan yang tak seimbang ini secara berkelanjutan selama empat belas tahun terhadap kekuatan militer utama dunia dengan dukungan signifikan dan dukungan diam-diam salah satu atau dua negara tetangga? Tidak diragukan, tak ada pikiran waras yang akan pernah menerima omong kosong ini.

Oleh karena itu saudara-saudara Muslim kami, baik yang dekat maupun yang jauh, janganlah menjadi korban propaganda musuh. Karena musuh tidak hanya licik, tetapi juga cerdas dan memiliki perlengkapan yang baik. Mereka mampu menyampaikan dan menyebarkan rumor dan propaganda terhadap umat Islam dan gerakan Islam kepada seluruh dunia. Oleh karena itu semua umat Islam harus tetap waspada dan cerdas dilengkapi dengan kekuatan iman dan ketajaman spiritual.

6. Beberapa orang, tanpa memiliki bukti yang jelas, menuding bahwa Imarah Islam menentang semua perkembangan terbaru, teknologi dan sumber daya modern. Padahal, biaya pengeluaran secara keseluruhan pada sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi lebih besar dari madrasah agama tradisional pada masa pemerintahan Imarah Islam. Sebanyak 20% dari anggaran Imarah Islam dialokasikan untuk pendidikan dan pelatihan. Studi Kontemporer direkomendasikan oleh para ulama kita karena hal itu wajib menurut ajaran Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Kitab Suci-Nya:

(وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ… (الانفال 60-



“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu…” (QS. Al-Anfal:60)

Ayat di atas menekankan pada setiap kemungkinan persiapan untuk melawan musuh. Dan karena Jihad adalah kewajiban yang sangat diperlukan untuk umat Islam saat ini, maka teknologi modern untuk memerangi musuh tidak bisa didapatkan atau dimanfaatkan tanpa memiliki pengetahuan sebelumnya dari ilmu modern dan percobaan-percobaan ilmiah terbaru.

Demikian pula pengobatan luka Mujahidin dan perawatan kesehatan umat, membebaskan diri dari ketergantungan musuh dalam hal teknis, industri, pertanian dan berbagai kehidupan lainnya serta melayani kaum Muslimin secara benar dan program swasembada masyarakat Islam memerlukan keunggulan kami dalam ilmu pengetahuan yang modern. Ini adalah aturan mapan dalam hukum Islam bahwa memenuhi sesuatu perkara yang wajib adalah wajib.

Oleh karena itu Imarah Islam menyadari nilai dan pentingnya ilmu modern dan sumber dalam penegakan hukum Syariah kami. Buktinya adalah bahwa Mujahidin memfasilitasi penelitian baik ilmu agama dan ilmu modern bagi generasi muda tanah air kita tercinta di semua wilayah di bawah kendali mereka.

7. Saya ingin mengingatkan semua Mujahidin bahwa jika mereka mematuhi dua hal maka kemenangan akhirnya akan menjadi milik mereka. Pertama, mereka harus bertujuan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua perbuatan mereka. Mereka harus mempertahankan loyalitas mereka pada keimanan mereka, Imarah Islam dan para pemimpin mereka yang mengikuti panduan Kitab Suci Al-Qur’an.

(يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُواْ اللَّهَ یَنصُرْکمْ وَ یُثَبِّتْ أَقْدَامَکمْ (محمد 7



“Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)

Kedua, Nabi kita (ﷺ) bersabda:

(لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَلم يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا (ترمذي

“Mereka yang tidak memiliki belas kasihan pada anak-anak dan tidak menghormati orangtua bukanlah termasuk golongan kami.” (HR. Tirmidzi)

Jadi, jika Antum sekalian berurusan dengan orang-orang berlemah-lembutlah, lakukan dengan cinta dan sopan santun. Perlakukan orang tua mereka sebagai orang tua Antum sendiri dan anak-anak mereka sebagai saudara dan anak-anak Antum sendiri. Perlindungan dari nyawa dan harta orang-orang sipil (yang tidak memerangi Imarah) adalah tanggung jawab keislaman dan kemanusiaan Antum.

Terutama dalam perencanaan militer Antum, ambillah semua tindakan yang memungkinkan untuk menghindari kerugian sipil dan korban. Jika Antum melirik sejarah, dengan jelas akan terlihat bahwa orang yang telah mengkhianati agama suci Allah atau telah dipandang rendah oleh bangsa ini karena telah gagal dalam perkara ini.

Nabi Muhammad ﷺ mengatakan:

(أکمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا) (رواه ابوداود)

“Yang paling sempurna di antara orang-orang mukmin adalah yang paling bagus akhlaknya.” Diriwayatkan oleh Abu Daud.

Maka, raihlah kemenangan atas bangsa ini dengan perilaku yang baik.

8. Wahai Mujahidin! Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka lebar-lebar pintu kemenangan untuk Antum, lakukan yang terbaik untuk mengundang dan membimbing lawanmu ke jalan yang benar dan berikan mereka kondisi hidup yang aman dan terhormat. Alih-alih membunuh mereka, lebih baik mendakwahi mereka supaya bergabung dengan komunitas kita. Kita pasti akan merasa menderita karena adanya janda dan anak yatim mereka. Orang-orang yang mengendalikan amarah dan memaafkan mereka dijunjung tinggi oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala sebagaimana firman Allah:

(وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ)‌ آل عمران (134)

“Dan orang-orang yang menahan amarah, dan mengampuni manusia, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Imran:134)

9. Muslim dari seluruh dunia dan khususnya umat Islam di Afghanistan diminta untuk meningkatkan dukungan fisik dan keuangan mereka kepada Mujahidin ditengah proses kemenangan saat ini, karena pada saat yang sama kita terus-menerus diberkahi dengan perpanjangan waktu selama empat belas tahun terakhir. Antum harus ingat bahwa Jihad adalah kewajiban individu bagi setiap Muslim. Jika salah seorang tidak dapat berpartisipasi dalam bidang Jihad fisik, ia dapat melaksanakan tugasnya dengan memperluas dukungan finansial atau politik atau budaya dengan Mujahidin. Nabi kita ﷺ mengatakan:

(مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِي سَبِيلِ الله بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا (متفق علیه



“Barang siapa yang membekali pejuang di jalan Allah maka sungguh ia telah berperang, dan barang siapa yang menyantuni keluarganya dengan kebaikan maka sungguh ia telah berperang.” (Muttafaq alaih)

10. Untuk mengakhiri pidato ini, saya meminta semua pemimpin dan umat Islam sedunia untuk menjaga persatuan dan persaudaraan di antara mereka sendiri dan tidak membiarkan perbedaan internal untuk melemahkan barisan mereka. Kebijakan toleransi, kesabaran, kecerdasan dan ketaatan pada syariah Islam harus diadopsi.

Saya ingin mengingatkan semua saudara kita yang bersimpati pada jihad untuk memperluas dukungan penuh mereka kepada keluarga korban dari para syuhada, tahanan, anak yatim yang cacat, fakir miskin dan Mujahidin di garis depan yang berjaga selama hari-hari bahagia Idul Fitri. Mereka seharusnya tidak ditinggalkan sendirian dan harus selalu disokong karena itulah sumber kesuksesan dan kemakmuran di dunia ini juga dunia akhirat. Saya mengharapkan yang terbaik kepada Antum semua, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an:

(وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الحج – 77

“… dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj:77)

Sekali lagi, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri pada kesempatan yang berbahagia ini, semoga Allah Subahanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah kita semua.

Wassalam.

Khadimat Islam,

Amirul Mukminin

Mullah Muhammad Umar Mujahid

27/1436

14/7/2015

(siraaj/banan/arrahmah.com)

TOPIK: AFGHANISTAN, HEADLINE, IIA, IMARAH ISLAM AFGHANISTAN, KHUTBAH IDUL FITRI, MULLAH MUHAMMAD UMAR

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/07/16/khutbah-idul-fitri-1436-h-dari-amir-iia-mullah-muhammad-umar-mujahid.html#sthash.9oYbYO2S.dpuf

Apakah anda juga sedang mencari Tempat Bekam di Surabaya atau Alamat Gurah di Surabaya Sidoarjo Gresik atau Tempat dan Alamat Terapi Lintah untuk Alternatif Pengobatan berbagai keluhan seperti Asam Urat Menahun, Kholesterol, Magh Akut dan Kronis, Diabetes Mellitus, Stroke, Hipertensi dan lainnya. Silakan hubungi Pondok Bekam Indonesia di Taman Sejahtera C-15 RT 01 RW 07 Kel Blasklumprik Kec. Wiyung Surabaya (Bp ANDI Bekam Surabaya). Alamat Tempat dan Peta Lokasi KLIK DISINI, Bekam0

Senin, 22 Juni 2015

Muslimah Waspada : Mukena dengan Renda Bermotif Salib Beredar

Hati-hati! Mukena dengan Renda Bermotif Salib Beredar
 Redaksi: Fauziya

MuslimahZone.com – Ada-ada saja akal bulus kristenisasi yang dilakukan secara terselubunh. Menjelang Ramadhan beredar broadcast terkait mukena dengan motif salib. Mukena ini banyak dijual secara online dengan bermacam warna yang menarik.

Jika melihat sepintas, mukena ini terlihat tidak berbeda dengan mukena pada umumnya dengan hiasan renda di depannya. Namun, renda itulah yang justru menjadi masalah karena membentuk salib besar dengan jelas.

“Pembeli diminta untuk lebih teliti lagi, dan harus jeli. Perhatikan detailnya,” komentar M. Hidayat Rafiyanda, seorang nitizen yang juga biasa berjualan online.

“BOIKOT MUKENA SALIB….! Mohon perhatikan mukena dari gambar tersebut. Mukena ini lagi booming. Nama mukenanya al-aghani. Kalau yang ori bisa sampe 1 jutaan. Yang replika banyak beredar.” katanya mengingatkan nitizen yang lain.

Alhamdulillah, Hidayat diingatkan oleh suppliernya yang seorang muallaf terkait tanda salib pada mukena tersebut.

Kasus ini menyadarkan kita untuk lebih berhati-hati lagi dalam membeli dan menggunakan produk yang terkadang tanpa disadari mengandung hadharah (peradaban yang berasal dari ideologi tertentu) khas kafir, karena berbagai makar dari kaum kafir akan senantiasa mengintai kita.

Allah ta’ala berfirman,

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. al-Baqarah (2) : 120)

Juga Hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam:

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

(fauziya/muslimahzone.com)
https://www.muslimahzone.com/hati-hati-mukena-dengan-renda-bermotif-salib-beredar/

Lauren Booth : Adik Ipar Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair Masuk Islam

Lauren Booth Sebelum Berhijab
Keislaman Adik Ipar Tonny Blair si Pendukung Israel
Redaksi: Fauziya

MuslimahZone.com – Ketika hidayah Allah telah sampai pada diri seseorang, maka tiada manusia yang mampu membendungnya.

Siapapun orangnya, jika Allah ta’ala menghendaki dan telah terhujam keyakinan kuat dalam dirinya untuk memilih jalan kebenaran, maka apalah arti diri dia sebelumnya, sebesar apapun maksiat yang telah dia lakukan di masa lalu.

Adalah Lauren Booth, adik ipar mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang mendukung Israel. Kunjungannya ke Gaza mengantarkannya pada cahaya Islam. Berikut sepenggal kisah indahnya yang ditulis Kafil Yamin di laman fimadani.com, Senin (22/06/2015).

Ramadhan 1429 H. (2008), wartawan cantik BBC Lauren Booth pergi ke Gaza. Setelah melalui berbagai pemeriksaan dan hambatan oleh pasukan Israel, sampai juga ia di sebuah perkampungan Palestina.
Ia mengetuk pintu sebuah rumah. Pintu segera terbuka, seorang ibu Palestina keluar, dengan wajah berseri-seri, “Assalamu’alaikum, faddhal (silahkan masuk).”

Lauren bercerita: “Wajahnya berseri, matanya bersinar, dia mempersilahkan saya masuk ke rumahnya seperti mempersilahkan saya masuk ke istana Taj Mahal. Seakan-akan rumahnya adalah tempat terindah di dunia.”

Lauren memperhatikan rumahnya: Hanya dinding, atap, dan dua tikar terhampar. Satu tikar untuk tidur dan
Lauren Booth Setelah Berhijab
shalat, satu tikar untuk hidangan makanan. Tidak ada apa-apa selain itu. Lemari, kursi, apalagi televisi, tidak ada.

Tapi ungkapan wajah dan bahasa tubuhnya seperti orang yang sangat berbahagia, Lauren tak habis pikir.

Mereka pun duduk di tikar. Dan si ibu menyodorkan makanan, yang hanya terdiri dari roti, bumbu, dan selada. Melihat ‘menu prihatin’ itu, Lauren berulang-ulang menolak tawaran makanan itu, bukan tidak suka, tapi bagaimana mungkin ia memakan makanan orang miskin? Yang makanannya sangat terbatas? Hanya makanan itulah yang si ibu punya.

Tapi si ibu terus menyodorkan makanan. “Anda adalah tamu kami,” katanya. Akhirnya, untuk sekedar menghargai, dia memakan satu roti sembari bilang: “Mari makan bersama.”

Si Ibu menolak karena sedang puasa.

Seperti diceritakannya, ia marah kepada si ibu itu “Sudah prihatin, ada makanan, nahan-nahan makan.”

“Saya marah kepada Islam, yang mengharuskan orang berlapar-lapar selama 30 hari. Saya marah kepada Qur’an, yang mewajibkan ibu ini menahan lapar dan dahaga, padahal mereka butuh makan-minum, dan makanan minuman itu ada.”

“Saya jengkel. Maka saya tanya ibu itu: Mengapa ibu puasa? Untuk apa?”

Ibu itu menjawab: “Kami berpuasa untuk bersyukur kepada Tuhan, karena bisa merasakan apa yang dialami saudara-saudara kami yang miskin.”

Lauren bercerita lagi, dengan suara gemetar: “Mendengar jawaban itu, saya tak kuasa membendung air mata. Ibu ini tak punya apa-apa di dunia. Dia masih bersyukur dan berbagi rasa dengan orang yang lebih malang darinya.”

Ketika menuliskan ini, kulit saya pun merinding, malu pada ibu itu, ingat sudah punya ini-itu, masih ingin ini-itu, masih terus merasa kurang, dan sangat-sangat-sangat sedikit berkorban untuk orang lain.

Hening beberapa saat dalam diri Lauren. Lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: “Jika ini Islam, Saya ingin jadi Muslim.”

Tahun 2010, Lauren muncul di saluran TV Islam dalam acara Global Peace and Unity, mengenakan busana Muslimah, dan memaklumkan: “My name is Lauren Booth, and I am a Muslim.”

(fauziya/muslimahzone.com)
https://www.muslimahzone.com/keislaman-adik-ipar-tonny-blair-si-pendukung-israel/

Selasa, 19 Mei 2015

Amalan-amalan Sunnah Rasulullah SAW di Bulan Sya'ban

Yuk Sya'ban ala Rasulullah SAW 
(amalan-amalan sunnah dan tarbiyah imaniyah di bulan Sya'ban)
Muhib Al-MajdiSelasa, 30 Rajab 1436 H / 19 Mei 2015 09:30

Iskaff.blogspot.com (Arrahmah.com) – Bulan Ramadhan sebentar lagi akan menghampiri kita, setidaknya satu bulan kedepan setelah bulan Sya’ban. Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah di bulan Sya’ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu. Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini.


  • Apakah Anda Sedang Mencari Tempat Alamat Terapi Bekam untuk Hipertensi Asam Urat Diabetes Jantung Koroner di wilayah Surabaya Sidoarjo Gresik dan seikitarnya ? Silakan Hubungi Pondok Bekam Indonesia, Tempat Alamat dan Peta Lokasi Klik Disini


Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya’ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati.

Bulan puasa sunnah

Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:



عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:

كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)

Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)

Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya’ban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini selaras dengan hadits Aisyah yang telah ditulis di awal artikel ini, juga selaras dengan dalil-dalil lain seperti:

Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang telah biasa berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut.” (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)

Bulan Kelalaian
Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.

Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)

Bulan Menyirami Amalan-amalan Shalih

Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu.

Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”

Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai.

Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.

Bulan Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan

Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.

  • Persiapan iman, meliputi:
    • Segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang.
    • Memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan.
    • Memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya’ban, yaitu: Puasa Senin-Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14 dan 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban.
    • Mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an dengan cara membaca lebih dari satu juz per hari, ditambah membaca buku-buku tafsir dan melakukan tadabbur Al-Qur’an.
    • Meresapi kelezatan shalat malam dengan melakukan minimal dua rakaat tahajud dan satu rekaat witir di akhir malam.
    • Meresapi kelezatan dzikir dengan menjaga dzikir setelah shalat, dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir rutin lainnya.
  • Persiapan Ilmu, meliputi:
    • Mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap, minimal dengan membaca bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau pedoman puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku lainnya.
    • Mempelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, dan amalan-amalan yang dianjurkan atau harus dilaksanakan di bulan Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang membahas hal itu. Misal (terjemahan) Mukhtashar Minhjaul Qashidin (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) atau Mau’izhatul Mu’minin (Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi) atau buku-buku dan artikel-artikel para ulama lainnya.
    • Mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan puasa, misalnya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an (Al-Qurthubi), atau Tafsir Adhwa-ul Bayan (Asy-Syinqithi).
    • Mempelajari buku-buku akhlak yang membantu menyiapkan jiwa untuk menyambut bulan Ramadhan.
    • Mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.
    • Mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik bagi calon imam maupun orang yang shalat tarawih sendirian di akhir malam (tidak berjama’ah ba’da Isya’ di masjid).
    • Mendengarkan bacaan murattal shalat tarawih para imam masjid yang terkenal keahliannya di bidang tajwid, hafalan, dan kelancaran bacaan.
  • Persiapan dakwah, meliputi:
    • Menyiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum’at dan dakwah bil lisan lainnya.
    • Membuat serlebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah dan lembar-lembar dakwah yang mengingatkan kaum muslimin tentang tata cara menyambut Ramadhan.
    • Mengikuti kultum, ceramah-ceramah, dan pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan dan pembiasaan diri untuk mengikuti kegiatan serupa di bulan Ramadhan.
    • Mengadakan pesantren kilat, kursus keislaman, islamic study dan acara-cara sejenis.
  • Persiapan Keluarga, meliputi:
    • Menyiapkan anak-anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas.
    • Membiasakan mereka untuk menjaga shalat lima waktu, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud dan witir), dan membaca Al-Qur’an.
    • Memberikan taushiyah /kultum harian jika memungkinkan.
    • Meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bulan Sya’ban dan Ramadhan, seperti musik-musik dan lagu-lagu jahiliyah, menonton TV, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak membawa manfaat di akhirat.
    • Menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah di bulan ini dan bulan Ramadhan.
  • Persiapan Mental Meliputi : 
    • Menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:
    • Membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, sebuah lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan dan berisi sedikit amal-amal keburukan
    • Membuat hari-hari kita di bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari kebiasaan kita di bulan lain yang penuh dengan kelalaian dan kemaksiatan
    • Meramaikan masjid dengan melakukan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid terdekat dan menghidupkan sunah-sunah ibadah yang telah lama kita tinggalkan, seperti: bertahan di masjid ba’da Subuh sampai terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur’an, atau belajar-mengajar; hadir di masjid sebelum adzan dikumandangkan; bersegera ke masjid untuk mendapatkan shaf awal; menunggu kedatangan imam dengan shalat sunnah dan niat I’tikaf; dst.
    • Membersihkan puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya, seperti bertengkar, sendau gurau dan perbuatan-perbuatan iseng yang sekedar untuk mengisi waktu tanpa membawa manfaat akhirat sedikit pun (main catur, main kartu, nongkrong bareng sambil menyanyi dan main gitar; dst)
    • Menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf
    • Beramal shalih di bulan Ramadhan dan memulai banyak niat sedari sekarang. Seperti; niat bertaubat, niat membuka lembaran hidup baru dengan Allah, niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sekali, niat shalat tarawih dan witir, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu, niat dakwah, niat membantu menolong dan menyantuni sesama muslim yang membutuhkan, niat memperjuangkan agama Allah, niat umrah, niat jihad dengan harta, niat I’tikaf; dst)
  • Persiapan Jihad Melawan Hawa Nafsu
    • Mengekang hawa nafsu dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, dan menikmati makanan-minuman yang lezat atau pakaian yang baru di bulan Ramadhan
    • Membiasakan lisan untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan bermanfaat; mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan yang tidak membawa manfaat di akhirat
    • Mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan dan kezaliman
    • Membiasakan diri untuk hidup sederhana, ulet, sabar, dan sanggup memikul beban-beban dakwah dan jihad di jalan Allah
    • Melakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program-program persiapan di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.

Inilah sekelumit amalan sunnah di bulan Sya’ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya’ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.
Wallahu a’lam bish shawab..
(muhib al majdi/arrahmah.com)
TOPIK: AMALAN SUNNAH, HEADLINE, PERSIAPAN RAMADHAN, RAMADHAN, SYABAN
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/yuk-syaban-ala-rasulullah-saw-amalan-amalan-sunnah-dan-tarbiyah-imaniyah-di-bulan-syaban

Senin, 18 Mei 2015

Tilawah Al Quran Langgam Jawa, MUI: Ganjil Lagi Bikin Onar

Tilawah Al Quran langgam Jawa, MUI: Ganjil lagi bikin onar
A. Z. Muttaqin Senin, 29 Rajab 1436 H / 18 Mei 2015 09:30
Tilawah Al-Qur'an dengan Langgam Jawa di Istana Negara saat perayaan Istra Miraj Jumat (15/5/2015)
 

JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Sekretariat Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal ganjil terhadap nilai-nilai agama Islam.


  • Apakah  Anda sedang mencari Tempat Alamat Bekam di Surabaya Sidoarjo Gresik dan sekitarnya untuk keluhan Pegel-pegel, capek-capek Kholesterol Asam Urat Migrain Hipertensi dan lainnya ?. Silakan Hubungi Pondok Thibbun Nabawi di Surabaya. Tempat Alamat dan Peta Lokasi KLIK DISINI


Apalagi, keganjilan itu membuat onar dan melahirkan keresahan bagi masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Tengku terkait adanya fenomena pembacaan (tilawah) Al Quran dengan langgam Jawa.

Tengku menyarankan agar masyarakat mengikuti pakem yang telah ada ketika membaca Alquran. “Tidak usah nekat mencari-cari hal yang membuat resah masyarakat saja,” ungkapnya pada Republika, Ahad (17/5/2015).

Sebaiknya, masyarakat mengasah kemampuan dan pengetahuan huruf dan tajwid Al Quran hingga baik.

Terkait dengan keganjilan, dia menerangkan Nabi pernah berfirman terhadap hal tersebut. “Barang siapa yang ganjil, maka nanti masuk neraka. Karena neraka khusus untuk orang-orang yang ganjil,” tambahnya.

Pada perayaan agama Islam tingkat nasional, sepengetahuan Tengku, fenomena pembacaan Al Quran dengan langgam Jawa ini baru terjadi. Dan menurutnya hal itu konyol.


  • Apakah Anda juga mencari Tempat Alamat Gurah Hidung untuk keluhan Sinusitis Napas Sesak Hepertensi dengan unsur Lembab Diabetes dengan unsur Lembab dan lainnya di daerah Surabaya Gresik Sidoarjo dan sekitarnya?, hubungi kami di Pondok Gurah Indonesia di Surabaya. Tempat Alamat dan Peta Lokasi KLIK DISINI


“Karena presiden pertama Indonesia saja, Ir. Soekarno tidak pernah melakuakann hal itu. Dia justru bersusah-payah mendatangkan Syekh Usman Fattah dari Medan ke Istana Negara untuk membaca Al Quran pada acara-acara Islam,” tutur Tengku.

Dia juga menegaskan, dalam hadis shohih, Rasulullah pernah mengatakan pada akhir zaman akan muncul orang-orang pembaca Alquran yang mendayu-dayu seperti tiupan seruling.

“Dan mereka (yang membaca Al Quran langgam Jawa dan mendayu-dayu) akan dilaknat,” jelas Tengku pada ROL, Ahad (17/5/2015). Hal ini, kata dia, telah dikatakan nabi dan rasul.

Dia menerangkan Rasul juga pernah bersabda dalam hadits Ahmad yang sohih. Dalam hadits tersebut, Rasul mengkhawatirkan enam hal yang akan terjadi pada umatnya, salah satunya adalah menjadikan Alquran seperti nyanyian. “Nanti ada baca Al Quran langgam jawa, dangdut, seriosa, bugis, melayu, india, dan lainnya. Astaghfirullah,” ucap Tengku.

Menurut Tengku, hal ini cukup ganjil. Dia menilai semua orang yang berakal waras seharusnya tahu jika bahasa itu mesti sempurna saat memakai dialek dan intonasi. “Apalagi ini, wahyu ilahi,” tegasnya.

Langgam Jawa ketika membaca Al Quran, lanjutnya, akan merusak fashihnya Al Quran. Hal ini karena saat membaca Alquran membaba Alquran dengan langgam Jawa, pembacanya pasti harus mempertahankan totok-medok bahasa Jawa.

“Demi menjaga kelok dan langgamnya, maka panjang dan pendeknya jadi berantakan. Demi menjaga langgam dan “ruh” Jawanya yang mesti totok-medok Jawanya, jadi rusaklah fashohnya,” tukasnya lugas. (azm/arrahmah.com)

TOPIK: BACA AL QUR'AN, MUI

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/05/18/tilawah-al-quran-langgam-jawa-mui-ganjil-lagi-bikin-onar.html#sthash.DHInkFXi.dpuf

Minggu, 10 Mei 2015

ISKAFF : Ketua NU dan Banser Solo bantah hadir dan amankan kirab salib

[ISKAFF] : Ketua NU dan Banser Solo bantah hadir dan amankan kirab salib
A. Z. Muttaqin Senin, 22 Rajab 1436 H / 11 Mei 2015 08:02

<== Forum silaturahim di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0735 Solo, Sabtu (9/5/2015)
 
SURAKARTA -ISKAF-FROM (Arrahmah.com) – Ketua Nahdhatul Ulama (NU) dan Banser (barisan serbaguna) Solo bantah turut hadir dan mengamankan kirab salib di Kota Solo beberapa waktu lalu. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua NU Solo H. Helmy Akhmad Sakdilah, SE di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0735 Solo.

Apakah anda sedang mencari Tempat Atau Alamat Terapi Bekam atau Gurah dan Terapi Lintah di Surabaya Sidoarjo Greik Mojokerto dan sekitarnya dan belum ketemu atau ketemu tapi kurang cocok, coba datang ke Pondok Bekam Indonesia [Pak Andi Bekam Surabaya] di Surabaya. Alamat dan Peta Lokasi KLIK DISINI

“Saat itu Saya masih berada di luar kota, dan Saya sudah cek ke Komandan Banser bahwa tidak ada anggota Banser yang ikut mengamankan Kirab Salib,” jelas Helmy pada forum silaturahim yang di prakarsai oleh Dandim Solo Letkol inf Chrisbianto Arimurti, Sabtu (9/5/2015).

Helmy, sebagaimana dilaporkan Endro Sudarsono, mengaku menjadi “Jujugan” (bahan pertanyaan) dari ormas Islam maupun dari para Kyai NU atas berita dan foto di media cetak yang seragam pemikul salib mirip dengan seragam Banser pada Rabu (29/4/ 2015) lalu.

Hadir dalam Forum ini Dandim Solo Letkol inf Chrisbianto Arimurti , Ketua Nahdhatul Ulama (NU) Solo H. Helmy Akhmad Sakdilah, SE, Ahmad Sukidi (Muhammadiyah), Drs. Yusuf Suparno (Tim Advokasi Dewan Syariah Kota Surakarta/DSKS), Edi Lukito, SH ( Ketua Laskar Umat Islam Surakarta/LUIS), Umar (Perwakilan Pondok Pesantren), Kompol Sugiyo (Kasat Intelkam Polresta Surakarta) dan perwakilan dari Yonif 413 Kostrad

Kirab Salib di Kota Solo, Rabu sore 29 april 2015/ 10 rajab 1436 pukul 15.30
Sementara itu, terkait rencana kegiatan hari Sabtu 16 Mei 2015 baik Parade Tauhid Menyambut Ramadhan yang diselenggarakan MUI dan DSKS dengan waktu pagi sampai siang maupun Parade Hadrah yang diselanggarakan NU mulai sore hingga malam, dalam forum ini Dandim juga berharap agar warga Solo membantu pihak aparat keamaan dalam menjaga kondisivitas kota Solo.

Keprihatinan seorang Ustadz

Seorang ustadz di Pesantren Tahfidzhul Qur’an Kottabarat Surakarta mengungkapkan kesedihannya saat arak-arakan 270 salib melewati pesantren pencetak penghafal Qur’an itu.

Yang membuatnya sedih, di saat umat Islam masih disibukkan dengan renggangnya ukhuwah, gereja di Surakarta berhasil memobilisasi 1.200 massa pawai. “Seakan ingin menunjukkan kepada publik bahwa Solo adalah kota salib,” kata Ahmad Syaiful Anam seperti dilansir alamislam.com.

“Yang membuat saya sedih..,” tambahnya, “kirab salib ini melewati pesantren Kottabarat yang mencetak para penghafal al Qur’an.. Saya malu kepada Allah..”

Pesantren Tahfidzhul Qur’an Kotta Barat merupakan salah satu pesantren di bawah supervisi Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pesantren ini dilewati kirab yang diikuti oleh sekitar 1.200 umat Kristiani tersebut. Praktis, anak-anak siswa SD Muhammadiyah juga melihat kirab salib itu. Ahmad khawatir, kirab salib itu akan memberikan sebuah pengalaman yang membekas bagi anak-anak sekecil itu. Apalagi dalam kirab tersebut didemonstrasikan peragaan penyiksaan Yesus Kristus.

Yang membuatnya bertambah sedih, kirab tersebut bersamaan dengan pelaksanaan shalat Ashar. Dan banyak masyarakat yang lebih tertarik melihat kirab tersebut dari pada melaksanakan shalat Ashar di awal waktu.

Lebih jauh Ahmad menilai, kirab dalam rangka paskah, Rabu (29/4/2015) itu memberi makna betapa kuatnya kristenisasi di Solo dan betapa mereka telah siap menyambut Pilkada Surakarta 2015. Ia pun berharap umat Islam segera sadar dan bersatu agar Surakarta tidak lagi dipimpin oleh non Muslim.

“Jika di Pilkada 2015 ini Surakarta kembali dipimpin non muslim, bersiaplah untuk menikmati kebijakan-kebijakan yang merugikan umat Islam..,” pungkasnya.(azmuttaqin/arrahmah.com)

TOPIK: BANSER NU, KIRAB SALIB, NU SOLO

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/05/11/ketua-nu-dan-banser-solo-bantah-hadir-dan-amankan-kirab-salib.html#sthash.N2VmKYNp.dpuf
http://www.arrahmah.com/news/2015/05/11/ketua-nu-dan-banser-solo-bantah-hadir-dan-amankan-kirab-salib.html

Apakah anda masin sedang dan terus mencari-cari  Tempat Atau Alamat Terapi Bekam atau Gurah dan Terapi Lintah di Surabaya Sidoarjo Greik Mojokerto dan sekitarnya dan belum ketemu atau ketemu tapi kurang cocok, coba datang ke Pondok Bekam Indonesia [Pak Andi Bekam Surabaya] di Surabaya. Alamat dan Peta Lokasi KLIK DISINI